Saturday, February 20, 2016

EMPAT ISTRI KITA (The 4 Wives in Our Lives)



Seorang pedagang kaya memiliki 4 orang istri. Istri ke-4 adalah yang paling dicintainya, Ia memberinya berbagai perhiasan yang mahal dan memperlakukannya dengan lemah lembut. Ia merawatnya dan tidak memberinya sesuatu kecuali yang terbaik.

Ia juga sangat mencintai istrinya yang ke-3; merasa bangga padanya, dan selalu memanmerkannya kepada teman-temannya. Meskipun demikian, si pedagang selalu merasa khawatir kalau sewaktu-waktu ia lari dengan pria lain.

Ia juga mencintai istrinya yang ke-2, karena ia penuh perhatian, berwatak sabar, dan merupakan orang kepercayaannya. Kapan pun ia menghadapi persialan, istrinya ini selalu menolongnya, dan begitu pula ketika ia menghadapi masa-masa sulit.

Adapun istri pertamanya, ia sangat setia, dan telah berjasa dalam mengurus kekayaan, bisnis dan rumah tangganya. Meskipun demikian, si pedagang tidak mencintai istri pertamnya ini . Dan meskipun si istri sangat mencintainya, ia hampir tidak pernah memperhatikannya.

Suatu hari, si pedagang jatuh sakit dan menyadari bahwa ajalnya sudah dekat. Ia mengenang kehidupannya yang mewah selama ini lalu berkata kepada dirinya sendiri. "Aku mempunyai 4 orang istri, tapi sewaktu mati, aku akan sendiri. Alangkah kesepiannya aku nanti!"

Ia kemudian bertanya kepada istrinya yang keempat, "Kau paling kucintai. Aku telah memberimu berbagai pakaian yang baik, dan mencurahkan banyak perhatian kepadamu. Sekarang ajalku telah dekat, maukah kau nanti mengikutiku dan menemaniku di kubur?"

"Sama sekali tidak!" jawab istri keempatnya sambil berjalan meninggalkannya.

Jawaban itu sangat menyakitkan, seakan pisau tajam menghujam tepat di jantungnya.

Pedagang yang sedih itu lalu bertanya kepada istrinya yang ketiga. "Selama hidupku aku sangat mencintaimu. Sekarang ajalku telah dekat, maukah kau nanti mengikutiku dan menemaniku di kubur?"

"Tidak!" jawabnya. "Kehidupan di sini sangat indah. Aku akan kawin lagi bila kau telah tiada."

Sang pedagang merasa sangat sedih.

Ia kemudian bertanya kepada istrinya yang kedua, "Aku selalu memohon pertolonganmu dan kau selalu membantuku, Sekarang aku butuh pertolonganmu lagi. Bila aku mati nanti, maukah kau mengikutiku dan menemaniku di kubur?"

"Maafkan aku, aku tidak dapat menolongmu kali ini," jawabnya. "Paling-paling aku hanya bisa mengantarmu sampai ke kubur."

Jawaban itu datang bagaikan halilintar. Si pedagang seakan binasa. Tiba-tiba terdengar suara, "Aku akan berangkat bersamamu, aku akan mengikutimu kemana pun kau pergi."

Si pedagang mendongakkan kepalanya dan melihat istri pertamanya. Tubuhnya kurus kering, seakan kekurangan gizi. Dengan penuh penyesalan ia berkata, "Seharusnya aku dalulu lebih memperhatikanmu."

Ketahuilah, sebenarnya kita semua mempunyai 4 istri dalam kehidupan ini.

Istri keempat adalah tubuh kita. Berapapun banyak waktu dan usaha untuk membuatnya cantik, ia tetap akan meninggalkan kita bila kita telah mati.

Istri ketiga adalah kekayaan dan status kita. Bila kita meninggal, semuanya akan menjadi milik orang lain.

Istri kedua adalah keluarga dan teman. Seberapapun dekatnya mereka dengan kita, mereka paling jauh hanya bisa mengantarkan kita ke kubur.

Istri kesatu adalah jiwa kita. Sering kali kita tidak mempedulikannya sewaktu kita mencari kekayaan dan memperturutkan kesenangan hawa nafsu. Padahal dialah nanti yang akan mengikuti kemana pun kita pergi.

Mungkin adalah gagasan yang baik untuk memelihara dan menguatkan jiwa kita sejak saat ini juga daripada kita kelak menyesal di atas pembaringan kematian.

(Author Unknown)

No comments:

Post a Comment

MENGHERANKAN BUKAN?

 Meurnut penielitan Unisvetrias Cabmrigde, tak jdai saol baaigmnaa urtuan hruuf dlaam sutau ktaa, ynag pialng petning adlaah huurf petrama ...