Monday, November 22, 2010

KAPAN MENIKMATI KEHIDUPAN? (Dance Like No One Watching)

KAPAN MENIKMATI KEHIDUPAN?(Dance Like No One Watching)

Kita menyakinkan diri kita bahwa kehidupan akan menjadi lebih baik setelah kita menikah, setelah kita mempunyai anak,dan lain-lain. Lalau kita frustasi karena anak kita belum cukup dewasa, dan kita akan merasa lebih bahagia bilah mereka telah dewasa; kemudian kita frustasi karena kita harus menghadapi anak umur belasan tahun, dan kita akan merasa lebih bahagia bila anak-anak telah melampaui masa remaja.

Kita berkata pada diri kita bahwa kehidupan kita akan sempurna bila pasangan kita memiliki mobil lebih bagus, bila kita bisa pergi rekreasi, atau bilah kita telah pansiun.

yang benar adalah, tidak ada saat yang lebih baik untuk memulai hidup bahagia daripada saat inio. bila tidak sekarang, kapan lagi?

Kehidupanmu akan selalu penuh dengan tantangan-tantangan. sebaiknya ini kau katakan pada dirimu, lalu putuskanlah untuk bahagia. salah satu vaforitku adalah ucapan Alfred D. Sauza, ia berkata, "sejak lama sering tampak padaku bahwa kehidupan yang sebenarnya akan segera dimulai. tetapi selalu saja ada rintangan di jalan: ada sesuatu yang harus dikerjakan lebih dahulu, ada beberapa urusan yang belum tuntas, masih ada waktu yang harus dibaktikan, masih ada utang yang harus diselesaikan, baru kehidupan yang sebenarnya berawal. Ahirnya, tidak seperti dugaanku , ternyata semua kesulitan dan rintangan itulah kehidupanku."

Sudut pandang ini membuatku untuk menyadari bahwa tidak ada jalan menuju kebahagiaan. kebahagiaan adalah proses perjalanan itu sendiri.Oleh karna itu, hargailah saat-saat yang kau miliki sekarang. Dan hargailah lebih banyak karena kau melewatkannya bersama orang-orang yang istimewa, cukup istimewa sehingga kau bersedia melewatkan waktumu bersama mereka. Dan ingatlah waktu tidak akan menunggu siapa pun. Jangan menunggu sampai kau selesei sekolah, sampai kau kembali sekolah, sampai berat badanmu turun 10 pon, sampai berat badanmu bertambah 10 pon, sampai kau punya anak, sampai anakmu keluar dari rumah, sampai kau bekerja, sampai kau pansiun, sampai kau menikah, sampai kau bercerai, sampai malam sabtu, sampai Minggu pagi, sampai kau dapat mobil baru atau rumah baru, sampai kredit rumah atau mobilmu lunas. yakinkan dirimu, bahwa tidak ada saat yang lebih tepat daripada hari ini untuk bahagia. Kebahagiaan adalah perjalanan, bukan tujuan. (Author Unknown)

Friday, November 19, 2010

APA YANG AKAN DITANYAKAN TUHAN

APA YANG AKAN DITANYAKAN  TUHAN
Ada satu hari yang sudah pasti akan ditentukanNya pada saat yang tak seorang manusiapun bisa meramalkannya. Tahukah engkau, saat hari itu tiba, apa yang akan Ia tanyakan padamu?

1. Tuhan tak bertanya jenis kendaraan apa yang kau gunakan, Dia akan bertanya berapa banyak orang yang kau berikan tumpangan.

2. Tuhan takkan bertanya berapa luas halaman rumahmu, Ia bertanya berapa banyak orang yg kau terima dirumahmu.

3. Tuhan tidak bertanya tentang pakaian yang kau simpan dilemari, Ia bertanya berapa banyak orang yg telah kau berikan pakaian.

GARAM DAN TELAGA

Garam dan Telaga
Seorang guru agama hindu yang telah lanjut usia merasa lelah terus-menerus mendengar keluhan salah seorang muridnya. Suatu pagi hari, ia menyuruh muridnya membawa garam. Setelah murid yang tidak bahagia itu kembali, ia memerintahkannya untuk melarutkan segegam garam ke dalam satu gelas air kemudian meminumnya.
“Bagaimana rasanya?” Tanya sang guru.
"Tidak enak," jawab si murid sambil meludahkannya kesamping.
Sang guru tertawa kecil lalu memerintahkannya untuk mengambil lagi segenggam garam. Kedua orang itu berjalan menuju telaga yang tidak jau letaknya. Sang guru memerintah muridnya untuk menaruh garam itu di telaga dan mengaduknya.
"Nah, sekarang minumlah air telaga ini!" kata sang guru.
Setelah ia minum air telaga, gurunya bertanya, "Bagaimana rasanya?"
"segar," jawaba si murid.
"Apakah kau mendapati rasa garam di air itu?" tanya gurunya.
"Tidak," jawab muridnya.
Sampai disini, sang guru duduk di sebelah anak muda yang serius ini--yang mengingatkanya pada masa mudanya dulu. Ia memegang tangan muridnya lalu berkata, "Pahitnya kehidupan seperti pengaruh garam ini, tak lebih dan tak kurang. Besar kecilnya penderitaan tergantung pada wadah di mana kita meletakkanya. jadi, bila kau menderita, satu-satunya yang dapat kau perbuat adalah melapangkan dadamu. Berhentilah menjadi gelasm, jadilah kau telaga. (Author unknown)

SIAPA TAHU NASIB SESEORANG?

Konon dahulu ada petani mempunyai seorang anak dan seekor kuda. Suatu hari kuda petani itu melarikan diri. Para tetangga menghibur agar si petani tidak bersedih. Mereka berkata, “Alangkah malang nasibmu kudamu melarikan diri!”
Si petani menjawab, “Siapa dapat mengetahui nasib seseorang;malang atau mujur.”
”Tentu saja itu adalah nasibmu yang malang,”kata para tetangganya.
Seminggu kemudian, kuda petani itu pulang di ikuti 20 ekor kuda liar. Para tetangga datang untuk memberi selamat, “Alangkah mujurnya nasibmu, kudamu telah pulang,
bahkan membawa 20 kuda lain.”
Si petani berkata, “Siapa dapat mengetahui nasib seseorang; malang atau mujur.”
Hari berikutnya, anak si petani menunggang salah satu kuda liar tersebut. Ia terjatuh dari kuda dan patah kakinya.
Para tetangganya datang menghibur. Mereka berkata,”Alangkah malang nasibmu.”
Petani itu berkata, “Siapa dapat mengetahui nasib seseorang; malang atau mujur.”
Sebagian tetangga mulai jenglel lalu berkata,”Tentu saja itu suatu kemalangan, dasar orang tua bodoh!”
Seminggu kemudian, sepasukan tentara masuk ledesa itu, mendaftar semua pemuda yang layak diterjunkan dalam medan perang yang letaknya sangat jauh dari desa. Anak si petani yang patah kakinya tidak didaftar. Para tetangga datang untuk mengucapkan selamat, “Alangkah mujurnya nasib anakmu. Ia tidak masuk dalam daftar wajib militer.”
Si petani berkata,” siapa dapat mengetahui kemujuran seseorang?!”
Kita menghabiskan umur memikirkan semuanya: “Ini baik……. itu buruk…….. “Sebenarnya perbuatan itu sia-sia. Kita memberi label bahwa suatu kejadian adalah malapetakah padahal kita hanya melihat satu persen dari kejadian seutuhnya. (Author Unknown)

KAISAR DAN PENUNGGANG KUDA

Kaisar dan penunggang kuda
Dahulu kala, seorang kaisar memerintahkan penunggang kuda untuk menunggang kuda sejauh yang ia sukai kemudian kaisar akan menghadiakan kepadanya daerah yang berhasil ia telurusi.
Tentu saja si penunggang kuda segera melompat ke atas kuda dan memacuhnya secepat mungkin untuk menjelajahi daerah seluas mungkin. Ia menunggang kuda itu dan terus menungganginya. Ia memecut kudanya agar lari secepat mungkin. Meski lapar dan lelah, ia tidak perna berhenti karna hendak menjangkau daerah seluas mungkin. Sampai akhirnya ia berhasil menjelajahi area yang sangat luas. Namun, perbutannya itu membuatnya begitu lelah sehingga ia merasa tidak bias lagi mempertahankan nyawanya. Dalam sekaratnya ia merenung, “mengapa aku memaksa diriku begitu keras?! Sekarang aku sekarat dan akn hanya membutuhkan sebidang tanah kecil untuk mengubur tubuhku.”
Cerita diatas mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita terlalu memaksa diri untuk mencari lebih banyak uang, lebih banyak kekuasaan dan lebih banyak pengakuan. Kita abaikan kesehatan, kebersamaan dengan keluarga, keidahan lingkungan dan hobi yang kita cintai.Kelak ketika kita melihat kebelakang, kita baru menyadari bahwa kita tidak membutuhkan sebanyak itu. Namun terlambat sudah, kita tidak dapat memutar balik waktu sehingga kita dapat melakukan hal-hal yang terlewatkan. (Author unknown)

Thursday, November 18, 2010

BEBAN


Ia mengangkat segelas air lalu bertanya pada hadirin, “Menurut kalian seberapa berat segelas air ini?” Kemudian ia melanjutkan, “sebenarnya berat gelas itu tergantung pada berapa lama kalian mengangkatnya. Kalau aku mengangkatnya selama lima menit, maka aku akan baik-baik saja, Kalau aku mengangkatnya selama satu jam, maka tangan kananku akan terasa pegal. Tetapi kalau aku mengangkatnya selama satu hari, kalian akan terpaksa memanggilkan ambulan untukku. Sesungguhnya beban yang kita angkat sama, tetapi semakin lama kita mengangkatnya, akan terasa semakin berat.
Ia melanjutkan, “Apa yang harus kalian lakukan adalah, letakkan gelas itu, beristirahatlah sejenak sebelun mengangkatnya lagi.”
Kita harus meletakkan beban kita dari waktu ke waktu, agar tubuh kita segar kembali dan mampu menanggung beban itu. Bila kau pulang ke rumah setelah bekerja, tinggalkanlah beban kerja, jangan kau bawa ke rumah, kau dapat mengangkatnya kembali esok sementara itu istirahat dan santailah dalulu.
Hidup ini harus dijalani hari demi harim tidak boleh dirangkap sekaligus. (Author unknown)

PILIHAN SETIAP HARI


Hari ini aku bangun pagi sekali dengan kebebasan untuk memili hari macan apa yang akan kujalani.
Hari ini aku boleh berkeluh kesah karena hujan sepanjang hari atau bersukur karena rumput di halaman mendapat siraman gratis.
Hari ini aku boleh merasa sedi karena aku tidak punya bayak uang, atau merasa senang karena kondisi keuanganku menuntut agar aku merencanakan pembelanjaanku dengan bijak dan menuntutku untuk tidak melakukan pemborosan.
Hri ini aku boleh mengomel tentang badanku yang kurang sehat atau bergembira karena aku masi dibiarkan hidup di dunia.
Hari ini aku boleh menyesali apa-apa yang oleh orang tuaku tidak diberikan kepadaku ketika aku menginjak dewasa, atau merasa bersyukur karena aku terlahir ke dunia berkat mereka.
Hari ini aku boleh menangis karenma mawar-mawar itu berduri atau merasa bersyukur karena duri-duri itu dutumbuhi mawar.
Hari ini aku boleh mengomel karena harus bekerja atau merasa bembira karena punya pekerjaan.
Hari ini aku boleh menggerutu karena tugas rumah tanggah yang harus kuseleseikan atau merasa bersyukur karena mempunyai naungan untuk jiwa dan ragaku.
Hari ini terbentang di hadapanku menunggu untuk dibentuk, dan disinilah aku, sang pemahat yang siap membentuknya ke dalam rupa yang kukendaki.
Bagaimana keadaan hari ini semua tergantung kepadaku. Dan aku harus menentukan hari macam apa yang kukehendaki.
Adapun kau, bagaimana akan kau jalani hari ini? (Author Unkown)

KEHIDUPAN DI DESA

Suatu hari seorang ayah dari keluarga yang sangat kaya membawa anaknya ke desa untuk menunjukkan kepadanya kehidupan orang-orang miskin. Mereka tinggal beberapa hari di ruma seorang petani miskin. Sekembalinya dari desa, sang ayah bertanya kepada anaknya, “Bagaimana menurutmu perjalanan kita ini?”
“Hebat, Ayah,” kata anaknya.
“Apakah kau melihat bagaimana orang-orang miskin itu hidup?”
“ya.”
“lalu pelajaran apa yang dapat kau ambil dari perjalanan itu?” tanya ayahnya dengan bangga.
“ aku baru sadar bahwa kita punya dua anjing sedang mereka punya empat.kita punya kolam renang yang luasnya sampai ke tengah kebun,sedang mereka mempunyai sungai yang tak memiliki ujung.
Kita mengimpor lentera untuk kebun kita,mereka memiliki binatang binatang di malam hari.teras kita sampai ke halaman depan,sedang mereka memiliki seluruh horizon.kita memiliki tanah tempat tinggal yang kecil,mereka memiliki halaman sejauh mata memandang,kita memiliki pembantu-pembantu yang melayani kita,sedang mereka memberikan pelayanan kepada orang. (Author unknown)

HAL-HAL YANG TERLEWATKAN

HAL-HAL YANG TERLEWATKAN
Ketika masih di sma dulu, aku memiliki guru istimewa. Suaminya meninggal karena serangan jantung. Kira-kira seminggu setelah kematian suaminya, ia berbagi pengalaman batin dengan murid-muridnya di kelas. Ketika matahari siang menerobos lewat candela kelas, dan jam pelajaran hampir habis, ia meletakkan beberapa barang ke pinggir meja lalu duduk di atasnya.
Dengan roman muka yang sahdu, ia berdiam sejenak lalu berkata, “Sebelum pelajaran selesei, aku ingin berbagi pandangan dengan kalian. Meski tidak ada hubungan dengan pelajaran, penbicaraan ini sangat penting. Setiap orang dari kita dilahirkan ke bumi untuk belajar, berbagi, mencintai, menghargai dan berbakti. Tidak ada seorangpun dari kita kapan pengalaman fantastis ini akan berahir. Nyawa kita dapat setiap waktu melayang. Mungkin, ini adalah cara Tuhan untuk memberitahu bahwa kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya setiap hari yang kita lewatkan.”
Sampai disini matanya berkaca-kaca, lalu ia melajutkan,”Oleh karena itu, aku minta kalian semua berjanji padaku, mulai saat ini, dalam perjalanan kalian ke sekolah, atau dalam perjalanan kalian pulang ke rumah, carilah sesuatu yang indah, perhatikanlah. Tak perlu harus sesuatu yang dapat di lihat, boleh saja berupa bau-bauan, misalnya bau roti yang sedang di bakar di salah satu rumah yang kau lewati, atau suara tiupan angin sepoi-sepoi di dedaunan, atau cahaya pagi yang menerpa daun yang sedang melayang jatuh ke bumi di musim gugur. Perhatikanlah semua itu, dan sukurilah, meskipun semua itu tampak biasa-biasa saja. Kita harus menjadikan kejadian-kejadian sebagai hal-hal penting yang harus diperhatikan, karena itu setiap saat dapat di cabut dari kita.”
Suasana kelas menjadi hening, kami merapikan buku lalu keluar dari kelas tanpa mengeluarkan suara.
Dalam perjalananku pulang siang itu, aku memperhatikan lebih bayak dari yang ku lihat selama satu semester. Kadang-kadang aku masih teringat guru itu dan kesan yang ia goreskan di hatiku. Sekarang aku mulai menghargai hal-hal yang dulu aku anggap biasa-biasa saja. (Author unknown)

MENGHERANKAN BUKAN?

 Meurnut penielitan Unisvetrias Cabmrigde, tak jdai saol baaigmnaa urtuan hruuf dlaam sutau ktaa, ynag pialng petning adlaah huurf petrama ...